Drama naskah juga dapat disebut sastra lakon. Seperti halnya dengan puisi dan prosa, drama naskah dibangun atas unsur-unsur intrinsik. Unsur-unsur intrinsik drama naskah sebagai berikut.
1. Plot atau kerangka cerita
Plot merupakan jalinan cerita atau kerangka dari awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yang berlawanan. Jalinan konflik dalam plot biasanya meliputi pelukisan awal cerita atau exposition, pertikaian awal atau komplikasi, klimaks atau titik puncak cerita, penyelesaian atau resolusi, dan penyelesaian. Drama-drama modern akan berhenti pada klimaks atau resolusi. Namun, drama tradisional perlu catastrophe atau keputusan. Dalam tahap ini masih ada ulasan penguat terhadap seluruh kisah lakon itu.Menurut Herman J. Waluyo, plot drama ada tiga jenis.
a. Sirkuler yaitu cerita berkisar pada satu peristiwa saja.
b. Linear yaitu cerita bergerak dari A—Z.
c. Episodik yaitu jalinan cerita itu terpisah kemudian bertemu pada akhir cerita.
Dalam drama naskah plot diwujudkan dalam babak dan adegan. Perbedaan babak berarti perbedaan setting baik waktu, tempat, maupun ruang.
2. Penokohan dan perwatakan
Penokohan berkaitan erat dengan perwatakan. Dalam drama naskah biasanya terdapat daftar tokoh-tokoh yang berperan dala drama itu. Daftar tokoh-tokoh itu pun dapat disertai dengan penjelasan tentang nama, umur, jenis kelamin, jabatan, dan keadaan jiwanya. Sementara itu, watak para tokoh dapat digambarkan berdasarkan keadaan fisik (misalnya umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh), psikis (misalnya temperamen, keadaan emosinya), dan sosial (misalnya pekerjaan, kelas sosial). Watak tokoh-tokoh tersebut digambarkan dengan jelas dalam dialog dan catatan samping.
Berdasarkan peranannya dalam cerita terdapat tokoh-tokoh sebagai berikut.
- Tokoh protagonis. Tokoh ini mendukung cerita. Biasanya ada satu atau dua figur tokoh protagonis utama yang dibantu beberapa tokoh yang mendukung cerita.
- Tokoh antagonis. Tokoh ini menentang cerita. Biasanya ada satu atau lebih tokoh utama yang menentang cerita.
- Tokoh tritagonis. Tokoh ini dapat disebut sebagai tokoh pembantu baik untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh antagonis
3. Setting
Setting dapat disebut sebagai latar atau tempat kejadian cerita. Setting dalam drama biasanya terdiri atas tiga dimensi yaitu tempat, ruang, dan waktu. Setting dalam drama harus ditentukan dengan cermat karena harus dapat memberikan kemungkinan untuk dipentaskan. Setting tempat tidak berdiri sendiri. Setting tempat berhubungan dengan waktu dan ruang. Misalnya, bertempat di desa atau kota, di dalam rumah atau di luar rumah, pada waktu pagi, siang, atau sore hari. Sebaliknya, setting waktu juga harus berkaitan dengan setting tempat dan ruang. Dengan demikian, dapat tercipta setting yang hidup. Hal ini tentu saja berhubungan dengan kostum, tata pentas, make-up, dan perlengkapan lainnya jika drama ini dipentaskan
4. Tema
Tema adalah gagasan pokok yang terkandung dalam cerita. Tema drama dikembangkan melalui plot dan tokoh-tokoh beserta perwatakannya yang memungkinkan konflik dan diwujudkan dalam bentuk dialog. Dialog tersebut mengejawantahkan tema dari lakon. Dengan demikian, melalui dialog tokoh-tokoh drama inilah kita dapat menemukan tema dari lakon. Penafsiran terhadap tema drama antara orang yang satu dengan orang yang lain dapat berbeda. Hal ini disebabkan naskah drama bersifat multi-interpretasi. Tema juga berhubungan dengan sudut pandang mana pengarang memandang kehidupan di dunia ini. Apakah dari sudut bahagia, mencemooh, penuh harapan, ataukah kehidupan di dunia ini tidakbermakna sama sekali. Dalam menciptakan naskah drama, dasarpemikiran pengarang seringkali dipengaruhi oleh aliran filsafattertentu, misalnya aliran realisme sosial. Dalam hal ini titik berat permasalahan dalam konflik drama yang diangkat pengarang cenderung berkaitan dengan masalah sosial, seperti kemiskinan, penindasan, kepincangan sosial. Namun demikian, banyak juga pengarang yang tidak menganut aliran tertentu, yang penafsirannya sering dihubungkan dengan zaman pengarang itu hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar