Sabtu, 10 Oktober 2015

Jelaskan empat cara untuk menempatkan sebuah kalimat topik atau kalimat utama.?

Dalam tulisan-tulisan yang baik, ada empat cara untuk menempatkan sebuah kalimat topik atau kalimat utama.
a . Pada awal paragraf
Awal paragraf ini dapat berarti kalimat pertama, dapat juga kalimat kedua. Paragraf semacam ini biasanya bersifat deduktif, yaitu mula-mula mengemukakan pokok persoalan kemudian menyusul uraian-uraian terperinci yang memperjelas gagasan sentral tadi. Cara ini merupakan metode yang paling  baik. Perhatikan contoh berikut!

Menyontek, juga menunjukkan kompetisi yang tidak sehat. Mereka yang tekun belajar sering dikalahkan oleh ketidakjujuran dan kelicikan para penyontek. Para penyontek yang tidak beda dengan maling justru mendapat nilai bagus.

Kutipan di atas memperlihatkan bahwa kalimat pertama merupakan kalimat topik yang mengandung gagasan pokok “menyontek menunjukkan kompetisi yang tidak sehat”. Kalimat-kalimat yang lain merupakan kalimat penjelas

b . Pada akhir paragraf
Pada paragraf atau alinea ini kalimat topik ditempatkan pada akhir paragraf. Paragraf ini bersifat induktif. Paragraf induktif disusun sedemikian rupa sehingga dapat mencapai klimaks pada kalimat utama yang terdapat pada akhir paragraf. Cara ini lebih sulit, tetapi lebih efektif terutama untuk mengemukakan argumen. Perhatikan contoh berikut!

Nah, kalau sekolah menoleransi adanya penyontekan, bukankah itu berarti menghalalkan ketidakjujuran, tidak menghargai proses, tidak menciptakan kompetisi yang sehat, dan tidak menanamkan keuletan? Bila hal ini dibiarkan terus, tidak perlu sakit hati, kalau sekolah lantas dianggap sebagai tempat menyemai bibit kriminalitas.

Paragraf di atas memperlihatkan adanya klimaks pada akhir paragraf. Kalimat-kalimat sebelumnya merupakan penjelas dan diakhiri dengan kalimat utama pada akhir paragraf, yang memuat gagasan utama, yaitu sekolah dianggap sebagai tempat menyemai bibit kriminalitas.

c . Pada awal dan akhir paragraf
Kalimat utama dapat pula ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Kalimat terakhir mengulangi gagasan dalam kalimat pertama dengan sedikit tekanan atau variasi. Perhatikan contoh berikut!


Sifat kodrati lain yang perlu dicatat di sini adalah bahwa setiap bahasa mempunyai sistem ungkapan yang khusus dan sistem makna yang khusus pula, masing-masing lepas terpisah dan tidak tergantung pada yang lain. Sistem ungkapan tiap bahasa dan sistem makna tiap bahasa dibatasi oleh kerangka alam pikiran yang disebut di atas. Oleh karena itu,bahasa Indonesia tidak membedakan jamak dan tunggal, tidak mengenal perubahan kata dalam sistem kata kerja, gugus fonem juga tertentu polanya, dan sebagainya. Bahasa Zulu tidak mempunyai kata yang berarti lembu, tetapi ada kata yang berarti lembu putih, lembu merah, dan sebagainya. Secara teknis, para linguis mengatakan bahwa tiap bahasa mempunyai sistem fonologi, sistem gramatikal, serta pola semantik yang khusus.


Kutipan di atas menunjukkan bahwa kalimat topik yang terdapat pada awal paragraf “… tiap bahasa mempunyai sistem ungkapan yang khusus dan sistem makna yang khusus pula...” diulang kembali pada akhir paragraf itu tetapi dengan sedikit perubahan, yaitu “ ... tiap bahasa mempunyai sistem fonologi, sistem gramatikal, serta pola semantik yang khusus”. Yang disebut ‘sistem ungkapan’ pada kalimat pertama, sama artinya dengan ‘sistem fonologi dan sistem gramatikal’ pada kalimat akhir, sedangkan ‘sistem makna’ pada kalimat pertama sama arti nya dengan ‘pola semantik’ pada kalimat terakhir dari paragraf tersebut

d . Pada seluruh paragraf
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama, seluruhnya kalimat penjelas. Pikiran utama tersebar dalam semua kalimat yang ada dalam paragraf tersebut. Tidak ada satu kalimat yang lebih penting dari yang lain, semuanya sama penting. Paragraf semacam ini terutama dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif atau naratif. Perhatikan contoh berikut!


Sebagai salah satu sungai terbesar dan paling terkenal di Irian Jaya, Mamberamo secara administratif melewati tiga kawasan kecamatan, yakni Mamberamo Hulu, Tengah, dan Hilir. Di bagian hulunya terdapat dua sungai  utama, yaitu Sungai Tariku (Rouffair) dan Sungai Taritu (Idenberg) yang bergabung menjadi Sungai Mamberamo dan kemudian secara   spektakuler mengalir ke utara memotong Pegunungan  Foja, sepanjang lebih dari 150 km hingga mencapai pantai utara Irian Jaya. Pada sisi bagian timur ke arah hilir, terdapat danau yang sangat luas, yaitu Danau Rombibai yang berukuran sedikit lebih kecil dari Danau Paniai atau Danau Sentani yang merupakan danau-danau besar di Irian Jaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan 300x250

Recent post

Popular Posts