Selasa, 24 November 2015

Jelaskan makan kata berdasarkan hubungan referensial denotatif, konotatif,idiomatik?

Makna Kata Berdasarkan Hubungan Referensial
Makna kata ini dibedakan menjadi:
a. Makna denotatif 
Makna denotatif ialah makna yang paling dekat dengan bendanya (makna konseptual), atau kata yang mengandung arti sebenarnya.
Contoh:
1. Bunga mawar itu dipetik Sita dan disuntingkan di rambutnya.
2. Untuk menafkahi kedua anaknya, ia menjual sayuran di pasar.
3. Penjual menawarkan barang kepada pembeli.
4. Bajunya basah kuyup terkena keringat.

b. Makna konotatif
Makna konotatif ialah makna kiasan atau diartikan makna yang cenderung lain dengan benda nyata (makna kontekstual) disebut juga makna tambahan.
Contoh :
1. Ayahnya mendapat kursi sebagai anggota dewan. kursi artinya jabatan/kekuasaan
2. Hatiku berbunga-bunga setelah anakku mendapat juara pertama. berbunga-bunga artinya gembira
3. Sekarang ia bekerja di tempat yang basah. basah artinya selalu menghasilkan uang

Dalam pengertian lain makna konotasi berkaitan dengan cakupan makna halus dan cakupan makna kasar.
Contoh cakupan makna halus:
1. Neneknya sudah meninggal dua hari yang lalu.
2. Istri Pak Dadang seorang perawat di rumah sakit pusat.
3. Ibunya Rosita sedang hamil lima bulan.
4. Mari kita doakan para pahlawan yang telah gugur agar arwahnya diterima oleh Allah.

Contoh cakupan makna kasar:
1. Pamannya sudah mampus seminggu yang lalu.
2. Kakakku sedang bunting, dia harus berhati-hati.
3. Bininya seorang dokter.
4. Pahlawan telah mati di medan laga.

Makna idiomatik (ungkapan)
Secara umum ungkapan berarti gabungan kata yang memberi arti khusus atau kata-kata yang dipakai dengan arti lain dari arti yang sebenarnya. Ungkapan dapat juga diartikan makna leksikal yang dibangun dari beberapa kata, yang tidak dapat dijelaskan lagi lewat makna kata-kata pembentuknya.
Contoh:
− ringan tangan = rajin bekerja, suka memukul
− gerak langkah = perbuatan
− dipeti-eskan = dibekukan atau tidak digunakan
− tertangkap basah = terlihat saat melakukan
− gali lubang tutup lubang = pinjam sini, pinjam sana
− banting stir = mengubah haluan
− jantung hati = kekasih

Ungkapan berfungsi menghidupkan, melancarkan serta mendorong perkembangan bahasa Indonesia supaya dapat mengimbangi perkembangan kebutuhan bahasa terhadap ilmu pengetahuan dan keindahan sehingga tidak membosankan. Tata bahasa ibarat kebun, ungkapan ibarat kembang-kembangnya. Dilihat dari bentuk dan prosesnya, ungkapan dapat diperinci ke dalam beberapa jenis berikut.
1. Menurut jumlah kata
a. Dua kata
− mencari ilham : berusaha mencari ide baru
− bercermin bangkai : menanggung malu

b. Tiga kata atau lebih
− diam seribu bahasa : membisu
− hutangnya setiap helai bulu : tak terhitung banyaknya

2. Menurut zaman
a. Ungkapan lama
− matanya bagai bintang timur : bersinar, tajam
− rambutnya bagai mayang mengurai : ikal, keriting
− berminyak air : berpura-pura

b. Ungkapan baru
− ranjau pers : undang-undang pers
− berebut senja : siang berganti malam
− ranum dunia : penyebab kesulitan

3. Menurut asalnya
a. Ungkapan berasal dari bahasa asing
− black sheep : kambing hitam
− over nemen : mengambil oper
− side effect : akibat samping

b. Ungkapan berasal dari bahasa daerah
− soko guru : suri tauladan
− anak bawang : yang tidak diutamakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Iklan 300x250

Recent post

Popular Posts