Minggu, 06 Desember 2015

Jelaskan tentang biografi dan pola-pola definisi?

Berbicara tentang biografi
Riwayat hidup seorang tokoh bisa disebut biografi. Ada biografi yang ditulis sendiri oleh
yang bersangkutan. Namanya autobiografi. Biografi yang ditulis oleh orang lain cukup disebut
biografi.

Baik ditulis sendiri maupun ditulis orang lain, biografi biasanya menceritakan nama yang bersangkutan, tempat dan tanggal lahirnya, pendidikannya, kariernya, karya-karyanya, jabatan yang pernah didudukinya, pengalaman-pengalamannya, keinginan atau cita-citanya, keluarganya, orang tua serta sanak saudaranya, sepak terjangnya dalam dunia sosial, politik, budaya, ekonomi, atau dalam bidang kehidupan yang digelutinya selama hidup. Biografi
umumnya mengisahkan kebaikan-kebaikannya, jasa-jasanya, keberhasilannya, kelebihannya, keteladanannya, dan lain-lain. Hal-hal yang buruk, negatif, atau menyudutkan yang bersangkutan biasanya tidak dituliskan.

Pola definisi
Definisi selalu terdiri atas dua bagian. Bagian pertama yang didefinikasikan atau
yang dibatasi (difeniendum) dan bagian kedua yang mendefinisikan atau bagian yang
memberi batasan (definiens). Menurut sifat dan strukturnya, definisi dibedakan menjadi
(1) definisi nominal; (2) definisi logis atau definisi formal, dan (3) definisi luas (Keraf, 1982).
a. Definisi nominal umumnya digunakan dalam kamus. Dalam definisi nominal, suatu kata
    dibatasi dengan menunjukkan sinonimnya, padanannya, terjemahannya, atau asal usulnya, misalny
  1. Etika adalah sopan santun dalam pergaulan.
  2.  Cocos nucifera linn populer dengan nama kelap
  3.  Folklor berasal dari kata folk dan lore. Folk berarti sekelompok orang memiliki ciri fisik, sosial, dan budaya yang membedakannya dengan kelompok lain. 
Kata lore berarti sebagian budaya yang diwariskan turun temurun secara lisan atau melalui contoh.

b. Definisi formal merupakan pernyataan yang definiendum dan definiensnya sama bobotnya, sama nilainya. Pada definiensnya terdapat atasan (hipernim) dan pembeda dengan bawahan lain. Kedua ruas pada definisi formal seperti di atas pada dasarnya dapat dipertukarkan tempatnya tanpa menimbulkan perubahan pengertian, misalnyaManusia adalah makhluk hidup yang berakal berbudi

c. Definisi luas disusun secara fleksibel dan informal. Pola ini umumnya digunakan untuk menjelaskan konsep rumit yang tidak bisa dijelaskan dengan sebuah kalimat. Oleh karena itu, panjang pendeknya definisi luas beragam, bisa satu paragraf, satu bab, bahkan mungkin satu karangan utuh, misalnya Flamboyan termasuk keluarga polong-polongan. Bunganya seperti kupu-kupu, berwarna merah menyala, jingga, atau putih. Pohonnya tinggi, bercabang banyak dan lebar. Ranting-rantingnya penuh daun berkarang yang rimbun. Pada musim berbunga, semua daunnya rontok, yang tinggal hanyalah bunga yang indah. Umumnya flamboyan ditanam di tepi jalan sebagai peneduh dan penghias lingkungan.

d. Di samping ketiga definisi di atas, terdapat (1) definisi operasional, (2) definisi sinonim/ antonim, (3) definisi negatif, (4) definisi etimologis, (5) definisi terjemahan, dan lainlain.

3. Pola analogi
Pola analogi umumnya digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang belum dikenal dengan membandingkannya dengan sesuatu yang sudah dikenal, misalnya Hidup manusia bagai mengarungi lautan. Kapal tidak dapat berlayar lancar kalau ada topan, badai, dan batu karang. Dalam kehidupan demikian juga. Onak dalam duri bisa jadi kendala. Kepiawaian jurumudi sangat diperlukan jika ingin sampai di tepian. Begitu pula dengan kehidupan.
 
4. Pola klasifikasi
Dalam mengembangkan gagasan, kadangkala penulis mengelompokkan hal-hal yang memiliki persamaan. Pengelompokan ini biasanya dirinci lebih lanjut ke dalam kelompok yang lebih kecil, misalnya Indonesia mempunyai banyak sumber energi. Ada sumber energi yang dapat habis dan ada yang tidak akan habis. Termasuk sumber energi yang dapat habis adalah minyak bumi, batu bara, dan uranium. Adapun sumber energi yang tidak akan habis adalah panas bumi, tenaga surya, tenaga angin, dan tenaga biomassa yang pada saat ini sedang dieksploitasi. Sumber energi yang tidak akan ada habis-habisnya ini sering disebut sumber energi alternatif.

5. Pola sebab-akibat
Ada pendapat bahwa sesuatu ada karena ada sebabnya. Hubungan isi kalimat satu dan kalimat lain dalam sebuah paragraf pun adakalanya menunjukkan pola sebab-akibat. Sebab dapat dijadikan gagasan utama dan akibat-akibatnya dijadikan gagasan penjelas. Akan tetapi, dapat pula kebalikannya, misalnya Kata petrolleum diturunkan dari kata petra yang berarti batu karang dan oleum yang berarti minyak. Oleh karena itu, petroleum berarti minyak dari batu-batuan

6. Pola perbandingan dan pertentangan
Dengan perbandingan, penulis menjelaskan dua tiga objek dengan cara menunjukkan persamaan dan perbedaannya. Perbandingan dan pertentangan dapat dilakukan dengan pola utuh (A + B), dapat pula dengan pola bergantian (A/B + A/B). Dengan pola utuh objek pertama dideskripsikan secara tuntas. Selanjutnya disajikan deskripsi objek kedua, juga secara tuntas. Dengan pola bergantian, objek pertama dan kedua dideskripsikan secara bergantian, baik dengan penanda perbandingan (seperti, ibarat, bagaikan, laksana) maupun tidak.

Contoh: Perbandingan dan pertentangan dengan pola utuh (A+B). Dewasa ini banyak jenis alat yang digunakan manusia. Di antaranya bernama pompa. Ada pompa tangan, pompa listrik, dan kincir angin. Sesuai dengan namanya, pompa tangan digerakkan secara manual oleh tangan manusia. Berbeda halnya dengan pompa listrik. Pompa ini menggunakan tenaga listrik, baik dari jaringan listrik PLN maupun dari listrik tenaga diesel, sebagai tenaga penggeraknya. Tanpa listrik, pompa ini tidak dapat berfungsi. Kincir angin lain lagi. Kincir angin digerakkan oleh tenaga angin. Sumber tenaga dan bentuknya berbeda, namun gunanya sama: memindahkan air dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan 300x250

Recent post

Popular Posts