Kamis, 10 September 2015

Bagaimana Menggunakan Kata Acuan, Kata Sapaan, dan Kata Gelar serta Menanggapi Cara Pembacaan Cerpen?

Menggunakan Kata Acuan, Kata Sapaan, dan Kata Gelar
Perhatikan kalimat berikut!
1. Apakah Ibu pernah berkunjung ke negeri seribu bumbu?
2. Titipan Bu Sadino akan segera saya berikan pada Ibu hari ini.
3. Di pesta pernikahan Dimas dan Laras, hadir seorang ibu yang sangat misterius.
Ketiga kalimat di atas menggunakan kata kekerabatan, yaitu Ibu. Pada kalimat (1) kata ibu ditulis dengan huruf kapital, pada bagian awal karena sebagai kata sapaan. Pada kalimat (2) kata tersebut merupakan kata acuan, yakni kata yang digunakan untuk menyebut orang ketiga dan penulisannya diawali dengan huruf kapital. Adapun pada kalimat (3) kata tersebut ditulis dengan huruf kecil karena murni sebagai kata kekerabatan. Kata tersebut jika diikuti dengan nama diri, maka ditulis dengan huruf kapital. Misalnya Bapak  Widodo, Paman Karta, dan sebagainya

Kata gelar biasanya digunakan untuk profesi maupun nama yang diikuti oleh
gelar baik pendidikan maupun jabatan. Apabila diikuti oleh nama, maka penulisannya
diawali dengan huruf kapital. Perhatikan contoh berikut!
1. Anak penjual bakso itu berhasil menjadi insinyur.
2. Kepada Bapak Camat, kami persilakan.
3. Anak-anak berangkat didampingi Bapak Kepala Sekolah.
4. Penelitian itu dipimpin oleh Profesor Khairani

Menanggapi Cara Pembacaan Cerpen

Cerpen atau cerita pendek, yaitu cerita rekaan yang memusatkan diri pada satu tokoh
dalam satu situasi dan satu waktu hingga memberikan kesan tunggal terhadap pertikaian
yang mendasari cerita tersebut. Jika kita membaca cerpen, harus memerhatikan beberapa
unsur. Unsur-unsur yang termuat dalam cerpen adalah sebagai berikut.
  1. Tema, yaitu sumber gagasan atau ide cerita yang dikembangkan menjadi sebuah karangan.
  2.  Alur, yaitu unsur peristiwa sebab-akibat yang menjalin suatu cerita.
  3. Penokohan, yaitu pelaku-pelaku dalam cerita.
  4.  Setting atau latar, yaitu waktu dan tempat serta keadaan sosial yang digunakan pengarang dalam menyusun cerita.
  5.  Sudut pandang, yaitu tempat atau letak di mana seseorang melihat objek karangan.
Apabila pengarang dalam bercerita menyebutkan nama aku, berarti menggunakan sudut pandang orang pertama. Apabila pengarang menyebut dia, berarti menggunakan sudut pandang orang kedua, sedangkan jika pengarang bebas menceritakan apa yang dialami oleh semua tokoh, berarti menggunakan sudut pandang serba tahu.

Membaca cerpen merupakan membaca indah. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam membaca indah, yaitu:
1. memahami karya sastra yang akan dibaca,
2. membaca dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat,
3. membaca dengan wajar sebagaimana layaknya orang berbicara,
4. kesesuaian ekspresi dengan pokok-pokok gagasan yang terkandung dalam teks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Iklan 300x250

Recent post

Popular Posts