Sabtu, 12 September 2015

Bagaimana Merefleksi isi puisi?

 Merefleksi isi puisi
Merefleksi adalah mencerminkan kata atau ucapan seseorang. Merefleksi isi puisiialahmencerminkan kata-kata yang terdapat dalam puisi. Dapat diartikan pula memahami
makna puisi.

Makna atau isi puisi seringkali disampaikan secara tersirat dan bukan secara terangterangan. Terkadang seorang penyair menggunakan kata-kata simbolik atau ungkapan tertentu dalam menyampaikan isi atau pesan suatu puisi. Hal ini membuat puisi terkadang sulit untuk dipahami. Akan tetapi, hal tersebut juga menjadikan puisi lebih indah. Bagi pecinta puisi, keindahan kata-kata dalam puisi dapat memunculkan perasaan atau emosi tertentu. Namun, puisi tidak harus selalu menggunakan kata-kata yang berbelit-belit. Dalam memahami makna puisi diperlukan kejelian dan kecermatan dalam membaca kata-kata dalam puisi. Bahasa yang digunakan seringkali berbeda dengan bahasa seharihari  dengan pemilihan kata yang tepat, tersusun indah serta bermakna kuat  dengan pemilihan kata yang tepat, tersusun indah serta bermakna kuat.
  1.  Bila cinta memanggilmu, ikutlah dia. Walaupun jalannya terjal penuh liku. Bila sayapnya merengkuhmu, pasrahlah. Walau pedang di sela sayap itu melukaimu. (Kahlil Gibran, "Bahasa Cinta")
  2. Dalam kesunyian aku meratap, dalam keramaian aku mengeluh. Meratapi jalan terjal penuh liku. Kabut gelap mengusik jiwa letihku. Sunyi-sepi-aku bosan. Meskipun terkadang isi puisi diungkapkan secara tersirat oleh pengarangnya, kamu dapat menduga atau menafsirkan isinya dengan melihat judul puisi.

merefleksi isinya. Pemilihan dan penyusunan kata terdengar sangat indah. Pengarang menggunakan suku kata -uh- pada setiap akhir baris sebagai penguat dalam puisi itu. Meskipun terlihat sulit dipahami, pengarang memberikan penjelasan maksud puisi pada baris akhir tiap bait

Perhatikan juga puisi berikut!
"Buku"
Memang hanya deretan aksara
Kadang gambar juga
Dan tak bermakna apa-apa
Jika hanya diletakkan di meja
Atau tertata di tempatnya
Tapi jika kita baca
Ia akan memberikan
Semua yang dimilikinya
Karsono H. Saputra (Kumpulan Puisi Anak-Anak)

puisi berjudul "Buku" ini jelas sekali
isinya. Puisi tersebut mengatakan bahwa buku akan menjadi berguna apabila dibaca
sebab dengan membaca, kita akan memperoleh pengetahuan yang ada dalam bukutersebut.

Puisi tidak hanya bersumber dari pengalaman penyair atau orang lain. Puisi juga dapat berasal dari hasil pengamatan dan pemikiran penyair terhadap suatu hal. Dapat juga merupakan ungkapan perasaan penyair terhadap seorang atau sesuatu, misalnya rasa kagum, rasa cinta, rasa sedih, atau yang lainnya. Puisipuisi berikut merupakan contoh.

Oh, Guruku
pedih dan pedasnya jari
napas yang sesak akibat debu kapur
tak menyerahkan niat luhur
tak meluluhkan niat luhur
maju dan pesatnya ilmu pengetahuan
semua tumbuhkan hasrat mendidik
 

oh, guruku
kau laksana pelita dalam gulita
jasamu tak terbeli
entah kata apa yang pantas kuucap
sebagai tanda terima kasih

untaian kata indah
halusnya rajutan sutra
tak sebanding, tak cukup
'tuk seorang pahlawan
tanpa tanda jasa sepertimu
Eni Nuraini


Penjual Sayur…
Aku tahu kau sangat lelah
Bekerja dari pagi sampai petang
Tanpa kenal waktu
Ketika mentari terbenam
Kau tinggalkan pasar
Dengan buah tangan
Kau bawakan untuk anak-anakmu
Penjual sayur…
Dengan senyum ramahmu
Kau penuhi kebutuhan hidupku
Terima kasih … sayurmu



Puisi dengan judul "Oh, Guruku" dan "Penjual Sayur" merupakan ungkapan kekaguman penulis terhadap jasa guru dan penjual sayur. Guru sebagai seorang pendidik digambarkan oleh penyair sebagai seorang pahlawan, yang begitu besar jasanya bagi maju dan berkembangnya ilmu pengetahuan. Guru merupakan seorang yang tak pernah menyerah dan tak kenal lelah. Wujud kekaguman penyair diungkapkan dengan kalimat sebagai berikut.
Kau laksana pelita dalam gulita
Jasamu tak terbeli


Pada puisi "Penjual Sayur", penyair mengungkapkan kekagumannya terhadap penjual sayur yang bekerja sepanjang hari dan tanpa mengenal waktu. Meskipun merasa lelah, penjual sayur tetap tersenyum ramah dalam melayani. Kekaguman dan ungkapan penyair diungkapkan lewat kalimat berikut.
Aku tahu kau sangat lelah
Bekerja dari pagi sampai petang
Tanpa kenal waktu
Dengan senyum ramahmu
Kau penuhi kebutuhan hidupku
Terima kasih … sayurmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Iklan 300x250

Recent post

Popular Posts